Kamis, 11 April 2013

Kisah Shahabiyah Zainab ats-Tsaqafiyah

Kehidupan sahabat sungguh-sungguh kehidupan yang mulia. Langkah dan segala tutur kata mereka penuh tujuan mulia, surga, dan keridhaan Rabb-nya. Begitu pulalah yang tergambar dalam diri seorang Zainab ats-Tsaqafiyah [Semoga Allah meridhai beliau]
Dialah Zainab bin Abdillah bin Mu'awiyah din Attab in al-Asad bin Ghadhirah bin Huthaith bin Qasiy. Seorang wanita yang berislam dan berbai'at kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dia istri yang baik bagi seorang shahabat yang mulia, 'Abdullah bin Mas'ud.
Zainab ingin apa yang dia lakukan untuk suaminya dan keluarganya berbuah pahala yang besar di sisi Rabb-nya.
Suatu waktu, Zainab mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda [yang artinya], "Bersedekahlah kalian, wahai para wanita, walaupun dengan perhiasan kalian!"
Mendengar itu, Zainab bergegas menemui Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk menanyakan keadaan dirinya.
Betapapun ketika itu, datang pula seorang wanita Anshar yang juga bernama Zainab. Keperluannya pun sama persis dengan keperluan Zainab ats-Tsaqafiyah.
Di depan pintu, Bilal keluar menemui mereka berdua, menanyakan keperluan mereka.
"Mana Rasulullah?" tanya mereka berdua. "Tolong beri tahu beliau, di depan pintu ada dua orang wanita yang menanyakan, kalau kami memberikan nafkah kepada suami dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhan kami, apakah kami akan mendapatkan pahala sedekah? Tetapi, jangan engkau beritahu beliau siapa kami!"
Bilal pun masuk menemui Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
"Wahai Rasulullah, di depan pintu ada dua orang wanita. Mereka berdua bertanya kepada Anda tentang nafkah yang mereka berikan untuk suami dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhan mereka. Apa dengan itu mereka akan mendapatkan pahala sedekah?"
"Siapa mereka berdua?" tanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
"Seorang wanita Anshar dan Zainab." Bilal memberitahukan.
"Zainab yang mana?" tanya beliau.
"Istri Abdullah bin Mas'ud."
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyatakan, "Mereka berdua akan mendapatkan dua pahala; pahala menyambung kekerabatan dan pahala sedekah."
Inilah kemuliaan yang mereka damba. Apa yang mereka berikan takkan hilang sia-sia.
Dalam kehidupan Zainab, pernah pula tercatat peristiwa yang membawa pelajaran yang amat berharga. Allah mengaruniakan penjagaan yang kokoh terhadap keluarga Abudllah bin Mas'us dari kejelekan. Lebih-lebih kejelekan itu adalah dosa besar yang paling besar.
Suatu hari, Abdullah bin Mas'ud duduk di samping Zainab. Ketika menyentuh istrinya, tangan Abudllah menyentuh seutas kalung dari benang tergantung di leher Zainab.
"Apa ini?" tegur sang suami.
"Tali yang digunakan untuk meruqyahku." jawab Zainab.
Serta merta Abudllah bin Mas'ud merenggut dan memutuskan tali itu. "Kalian keluarga Abudllah tidak butuh pada kesyirikan." hardik Abdullah.
"Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan, 'Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah tiu termasuk perbuatan syirik!'" tegas Abdullah.
"Mataku ini pernah kena lemparan. Aku biasa mendatangi Fulan si Yahudi. Kalau dia menjampiku, mataku terasa enak." Tutur Zainab.
"Itu termasuk perbuatan syaitan. Dia yang mencolok matamu dengant tangannya, lalu dia tahan lagi tangannya. Sesungguhnya cukup engkau membacakan sebagaimana yang pernah dibaca oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam [yang artinya],

"Hilangkanlah penyakit ini, wahai Rabb manusia, dan sembuhkanlah! Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit sedikit pun."
Demikianlah, Allah memberikan keutamaan kepada Zainab melalui pengajaran sang suami tentang sebuah kewajiban terbesar kepada-Nya.
Zainab ats-Tsaqafiyah meriwayatkan pula hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dia pernah mendengar beliau bersabda kepada para wanita, "Jika salah seorang di antara kalian menhadiri shalat 'Isya, janganlah memakai wewangian."
Selain itu, Zainab juga meriwayatkan hadits dari suaminya, Abudllah bin Mas'ud dan Umar bin Khaththab.
Zainab ats-Tsaqafiyah, semoga Allah meridhainya...

Sumber bacaan.

-Al Ishabah, al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqalani [8/164]
-al-Isti'ab, al-Imam Ibnu Abdil Barr [2/529]
-at-Thabaqa tul Kubra, al-Imam Ibnu Sa'ad [10/274-275]
-Fathul Majid bab "Ma ja'a fir-Ruqa wat Tama'im.
Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu Imran


Allahu a'lam. Barakallahu fiikum...
 

2 komentar:

  1. nderek ngopi njih, ngge kultum anak-anak kami...salam kenal ^_^

    BalasHapus
  2. kisah yang indah untuk diberitahu kepada Akhwat yang mencintai wanita dakwah

    BalasHapus